Willy Prastiyo

Pipit Abdul Fatah

M. Jomka Eka S.

Wilman Agustia

Faldi Aulianatara

Sistem Rem

Sistem rem sepeda motor dirancang untuk mengontrol kecepatan/laju (mengurangi/memperlambat kecepatan dan menghentikan laju) sepeda motor, dengan tujuan meningkatkan keselamatan dan untuk memperoleh pengendaraan yang aman. Prinsip kerja rem adalah dengan mengubah energi gerak/kinetik menjadi energi panas dalam bentuk gesekan. Pembagian tipe rem pada sepeda motor menurut konstruksinya : 1) Rem tromol ( drum brake), dan 2) Rem cakram ( disc brake).

1) Rem Tromol Mekanis ( Mechanical Drum Brakes)

Pada rem tromol, kekuatan tenaga pengereman diperoleh dari sepatu rem yang diam menekan permukaan tromol yang berputar besama dengan roda. Rem tromol mempunyai keuntungan dibandingkan dengan tipe rem cakram, yaitu adanya self energizing effect yang memperkuat daya pengereman, hanya saja konstruksinya agak rumit dan tertutup sehingga radiasi panas ke udara luar dan water recovery kurang baik.

Water recovery merupakan kemampuan bidang gesek (sepatu rem/pad) untuk mengembalikan koefisien gesek pada kondisi semula, pada saat sistem rem terkena air yang mengakibatkan koefisien gesek sepatu rem/ pad menjadi berkurang karena terlumasi oleh air. Pada saat sistem rem terkena air, tipe rem cakram memiliki kemampuan
 
Water recovery yang lebih baik dibandingkan dengan sistem rem tromol, hal ini disebabkan karena air akan terlempar keluar dari permukaan cakram dan pad karena adanya gaya sentrifugal. Pada rem tromol tetap akan menyisakan air di antara sepatu rem dan tromol sehingga koefisien gesek rem menjadi rendah. 
Konstruksi rem tromol umumnya terdiri dari komponen-komponen seperti: sepatu rem (brake shoe), tromol (drum), pegas pengembali (return springs), tuas penggerak (lever), dudukan rem tromol (backplate), dan cam/nok penggerak. Cara pengoperasian rem tromol pada umumnya secara mekanik yang terdiri dari; pedal rem (brake pedal) dan batang (rod) penggerak.
 
Rem tromol terbuat dari besi tuang dan digabung dengan hub saat rem digunakan sehingga panas gesekan akan timbul dan gaya gesek dari brake lining dikurangi. Drum brake mempunyai sepatu rem (dengan lining) yang berputar berlawanan dengan putaran drum (wheel hub) untuk mengerem roda dengan gesekan. Pada sistem ini terjadi gesekangesekan sepatu rem dengan tromol yang akan memberikan hasil energi panas sehingga bisa menghentikan putaran tromol tersebut. Rem jenis tromol disebut “internal expansion lining brake”.

Permukaan luar dari hub tersedia dengan sirip-sirip pendingin yang terbuat dari aluminium–alloy (paduan aluminium) yang memiliki daya penyalur panas yang sangat baik. Bagian dalam tromol akan tetap terjaga bebas dari air dan debu kerena tromol mempunyai alur untuk menahan air dan debu yang masuk dengan cara mengalirkannya lewat alur dan keluar dari lubang aliran.

Berdasarkan cara pengoperasian sepatu rem, sistem rem tipe tromol pada sepeda motor diklasifikaskan menjadi dua, yaitu:

a) Single Leading Shoe Type

Tipe ini digunakan pada semua jenis sepeda motor kecil (di bawah 250 cc). Pada sistem rem tromol single leading shoe type, digunakan dua sepatu rem. Sepatu rem yang terbawa oleh putaran tromol dan cenderung melengket disebut sebagai leading shoe, sedangkan sepatu rem yang terdorong ke dalam oleh putaran tromol disebut trailing shoe. Leading shoe menghasilkan daya pengeremen yang lebih besar dibandingkan dengan trailing shoe sebagai akibat adanya self energizing effect yang diperoleh karena leading shoe terbawa oleh putaran tromol. Hal ini akan menyebabkan keausan pada leading shoe lebih besar dibanding keausan pada trailing shoe.

b)  Double Leading Shoe Type

Tipe ini digunakan pada motor-motor besar (tipe lama) dan sekarang sudah jarang digunakan. Tipe ini juga menggunakan dua sepatu rem seperti pada single leading shoe type, akan tetapi pada double leading shoe type digunakan dua bubungan rem (brake cam), sehingga kedua sepatu rem menjadi leading dan menghasilkan daya pengereman yang besar karena kedua sepatu rem menghasilkan self energizing effect (gaya penguatan sendiri) yang memperkuat daya pengereman. 

Self Energizing Effect (gaya penguatan sendiri)

Seperti yang telah dibahas, saat pengemudi menginjak rem, tekanan ditularkan dari master silinder ke silinder roda. Tekanan ini mendorong piston silinder ke luar. Hal ini, pada gilirannya, menjalar pada sepatu rem dan membawa kampas rem bergesekan dengan tromol.

Pertama-tama, lapisan rem tidak hanya mendorong melawan tromol dan menahan seperti yang mereka lakukan ketika kendaraan diam. Gesekan antara tromol yang bergerak dan kampas rem akan mendorong sepatu rem ke arah rotasi seperti yang ditunjukkan. 
Sepatu Rem

Disain sepatu rem yang paling terkenal untuk sistem rem yang lebih kecil, adalah sepatu rem siap pakai yang dibuat dari baja. Pada sistem rem yang lebih besar, campuran besi tuang, campuran aluminium, atau sepatu rem yang terbuat dari campuran besi lunak, banyak digunakan akir-akhir ini.
2) Rem cakram (Disc Brake)

Konstruksi rem cakram pada umumnya terdiri atas cakram (disc rotor) yang terbuat dari besi tuang yang berputar dengan roda, bahan gesek (disc pad) yang menjepit & mencengkeram cakram, serta kaliper rem yang berfungsi untuk menekan & mendorong bahan gesek sehingga diperoleh daya pengereman. Daya pengereman dihasilkan oleh adanya gesekan antara kanvas rem dan cakram.

Self energizing effect yang terjadi pada rem cakram sangat kecil, sehingga diperlukan tekanan pengereman yang lebih besar untuk mendapatkan daya pengereman yang efisien dan pad cenderung lebih cepat aus disbanding dengan sepatu rem pada rem tromol. Menurut mekanisme penggeraknya, rem cakram sepeda motor dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :

a)  Rem cakram penggerak mekanik,

b)  Rem cakram penggerak hidrolik.
a) Rem cakram penggerak mekanik,

Rem jenis ini bekerja menggunakan kabel. (cth. : pada sepeda motor Honda GL100). Konstruksi sistem rem cakram penggerak mekanis dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
b)  Rem cakram penggerak hidrolik

Rem cakram penggerak hidrolik banyak digunakan pada sepeda motor pada umumnya. Mekanisme penggerak sistem rem tipe hidrolik memanfaatkan tenaga hidrolik (fluida/cairan) untuk meneruskan tenaga pengereman dari pedal/handel rem ke sepatu rem/ pad rem.

Mekanisme penggerak hidrolik berpedoman kepada hukum Pascal : bila suatu fluida/cairan dalam ruang tertutup diberi tekanan maka tekanan terse-but akan diteruskan ke semua arah dengan sama rata. Gaya penekanan pada pedal/handel rem akan diubah menjadi tekanan fluida oleh piston mas-ter silinder, kemudian diteruskan ke silinder roda/kaliper rem melalui slang rem untuk menghasilkan gaya pengereman.
 
 



 

3 Responses so far.

  1. Unknown says:

    Thx untuk infonya..mampir yuk ke http://elementmtb.com/ternyata-rem-sepeda-perlu-disetel-lho/

  2. Unknown says:

    Apa yg dimaksud mekanisme pengerak pada tromol

Leave a Reply

    Willy Prastiyo

    Willy Prastiyo
    1203175

    Pipit Abdul Fatah

    Pipit Abdul Fatah
    1206451

    M. Jomka Eka S.

    M. Jomka Eka S.
    1203794

    Wilman Agustia

    Wilman Agustia
    1104077